Gara-Gara Reog

23.37 by

Setiap siswa sekolah yang dinantikan adalah hari weekend tiba. Saat saya masih duduk dibangku SMA jika hari sabtu tiba rasanya senang sekali pasti seisi kelas sibuk merencanakan hangout kemana?? Saya dan Fitri teman sebangkuku berencana ingin menonton Reog Ponorogo di Simpang Lima Semarang. Kami sebelumnya belum pernah menonton pertunjukkan kesenian yang berasal dari Jawa Timur itu. Sangking antusiasnya kami acara yang dimulai jam 7 malam kami datang jam 4 sore supaya bisa melihat di depan sendiri, maklum dilu masih labil,hehe.

Sebenarnya Fitri agak sedikit takut melihat Reog karna para pemainnya dimake up begitu ngerinya dengan melihatkan kesan setan-setan, hewan dan saat pertunjukkan pasti ada yang kesurupan. Begitu saya dan Fitri sampai disimpang lima tak sesuai dugaan kami ternyata disana sudah banyak krumunan orang yang ingin menyaksikan pertunjukkan Reog. Kami rela berdesak-desakan dengan orang lain agar bisa melihat didepan. Panas, bau, terjepit orang lain kami hiraukan. Saat acara mulai semua orang berteriak-teriak kagum dengan pertunjukkan yang ditampilkan para pemain. Topeng raksasa berbentuk harimau dengan banyak hiasan bulu merak berat kira-kira 100 kg lebih dapat dipakai satu orang, apalagi dengan cara digigit menahan beratnya. Jumlah para pemain kira-kira 20 orang ada 3 orang yang membawa topeng raksasa dan yang lain ada yang memainkan tarian kuda lumping, setan-setanan, dan yang wanita sebagai penari pendamping topeng Reog.
Pertunjukkan yang paling mendebarkan saat 7 oarang pemain kusurupan yang sedang menarikan setan-setanan para penari berguling-guling kesana kemari, mengupas serabut buah kelapa menggunakan gigi, dan memakan sesajen bunga mawar beserta gelasnya. Tapi anehya saat salah satu pemain yang kesurupan itu brlari-lari mendekati Fitri dia malah merangkul pemain itu dan mengajak berfoto berdua, sedngkan saya dan penonton yang lainnya saja ketakutan melihatnya Eh dia malah mengajak selfi bareng. Padahal dari awal dia bilang paling takut kalau ada pertunjukkan yang pemainnya kesurupan. Haduuuh diaa ituuu………
Waktu sudah menandakan pukul 11 malam acara Reogpun berakhir, nah disini bergantian penonton yang menunjukkan atraksinya Simpang Lima yang begitu luasnya dipenuhi orang-orang yang saling bedesakkan untuk keluar dari area, apalagi dengan penuh debu berterbangan dan gelap membuat orang-orang semakin saling dorong. Nah saya dan Fitri yang semula menonton berada didepan sendiri inilah efeknya kami harus lebih lama lagi untuk ikut berdesak-desakan, Saya dan Fitri bergandengan tangan untuk menerobos mencari celah-celah agar bisa keluar dari krumunan itu. Dan karna penuhnya simpang kami sempat melepaskan gandengan tangan, karna suasana gelap saya takut terpisah dengan Fitri lalu saya cepat-cepat meraih tangan Fitri lagi tapi anehnya saya yang berjalan di belakang Fitri mengikuti langkahnya yang seharusnya kita berjalan pulang ke arah utara tapi kenapa kearah selatan. Saya pikir dia mencari jalan yang lebih leluasa sayapun diam mengikutinya. Setelah keluar dari kerumunan orang-orang dan berada ditempat agak terang saya sedikit aneh kenapa tangan Fitri agak lebih besar ya?? Malunya saya ternyata tangan yang dari tadi saya gandeng itu bukan tangan Fitri dan lebihnya itu tangan laki-laki,ampuunn dehhh, mana masnya senyum-senyum waktu ngliat saya baru sadar. Untuk ngilangin rasa malu cepet-cepet aja deh lari dari masnya.
Tidak lama Fitri menelpon dia menungguku di depan department store yang berada didekat Simpang Lima kami bertemu disana. Saya mencritakan kejadian tadi sialnya Fitri tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Dari pengalaman itu saya lebih berhati-hati saat menonton suatu acara, dan agak segan juga untuk menonton acara yang berdesak-desakan seperti itu lebih baik mengeluarkan uang sedikit tapi kondisinya dapat teratur.

Setiap siswa sekolah yang dinantikan adalah hari weekend tiba. Saat saya masih duduk dibangku SMA jika hari sabtu tiba rasanya senang sekali pasti seisi kelas sibuk merencanakan hangout kemana?? Saya dan Fitri teman sebangkuku berencana ingin menonton Reog Ponorogo di Simpang Lima Semarang. Kami sebelumnya belum pernah menonton pertunjukkan kesenian yang berasal dari Jawa Timur itu. Sangking antusiasnya kami acara yang dimulai jam 7 malam kami datang jam 4 sore supaya bisa melihat di depan sendiri, maklum dilu masih labil,hehe.
Sebenarnya Fitri agak sedikit takut melihat Reog karna para pemainnya dimake up begitu ngerinya dengan melihatkan kesan setan-setan, hewan dan saat pertunjukkan pasti ada yang kesurupan. Begitu saya dan Fitri sampai disimpang lima tak sesuai dugaan kami ternyata disana sudah banyak krumunan orang yang ingin menyaksikan pertunjukkan Reog. Kami rela berdesak-desakan dengan orang lain agar bisa melihat didepan. Panas, bau, terjepit orang lain kami hiraukan. Saat acara mulai semua orang berteriak-teriak kagum dengan pertunjukkan yang ditampilkan para pemain. Topeng raksasa berbentuk harimau dengan banyak hiasan bulu merak berat kira-kira 100 kg lebih dapat dipakai satu orang, apalagi dengan cara digigit menahan beratnya. Jumlah para pemain kira-kira 20 orang ada 3 orang yang membawa topeng raksasa dan yang lain ada yang memainkan tarian kuda lumping, setan-setanan, dan yang wanita sebagai penari pendamping topeng Reog.
Pertunjukkan yang paling mendebarkan saat 7 oarang pemain kusurupan yang sedang menarikan setan-setanan para penari berguling-guling kesana kemari, mengupas serabut buah kelapa menggunakan gigi, dan memakan sesajen bunga mawar beserta gelasnya. Tapi anehya saat salah satu pemain yang kesurupan itu brlari-lari mendekati Fitri dia malah merangkul pemain itu dan mengajak berfoto berdua, sedngkan saya dan penonton yang lainnya saja ketakutan melihatnya Eh dia malah mengajak selfi bareng. Padahal dari awal dia bilang paling takut kalau ada pertunjukkan yang pemainnya kesurupan. Haduuuh diaa ituuu………
Waktu sudah menandakan pukul 11 malam acara Reogpun berakhir, nah disini bergantian penonton yang menunjukkan atraksinya Simpang Lima yang begitu luasnya dipenuhi orang-orang yang saling bedesakkan untuk keluar dari area, apalagi dengan penuh debu berterbangan dan gelap membuat orang-orang semakin saling dorong. Nah saya dan Fitri yang semula menonton berada didepan sendiri inilah efeknya kami harus lebih lama lagi untuk ikut berdesak-desakan, Saya dan Fitri bergandengan tangan untuk menerobos mencari celah-celah agar bisa keluar dari krumunan itu. Dan karna penuhnya simpang kami sempat melepaskan gandengan tangan, karna suasana gelap saya takut terpisah dengan Fitri lalu saya cepat-cepat meraih tangan Fitri lagi tapi anehnya saya yang berjalan di belakang Fitri mengikuti langkahnya yang seharusnya kita berjalan pulang ke arah utara tapi kenapa kearah selatan. Saya pikir dia mencari jalan yang lebih leluasa sayapun diam mengikutinya. Setelah keluar dari kerumunan orang-orang dan berada ditempat agak terang saya sedikit aneh kenapa tangan Fitri agak lebih besar ya?? Malunya saya ternyata tangan yang dari tadi saya gandeng itu bukan tangan Fitri dan lebihnya itu tangan laki-laki,ampuunn dehhh, mana masnya senyum-senyum waktu ngliat saya baru sadar. Untuk ngilangin rasa malu cepet-cepet aja deh lari dari masnya.
Tidak lama Fitri menelpon dia menungguku di depan department store yang berada didekat Simpang Lima kami bertemu disana. Saya mencritakan kejadian tadi sialnya Fitri tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Dari pengalaman itu saya lebih berhati-hati saat menonton suatu acara, dan agak segan juga untuk menonton acara yang berdesak-desakan seperti itu lebih baik mengeluarkan uang sedikit tapi kondisinya dapat teratur.


0 komentar:

Posting Komentar