Setiap siswa sekolah yang dinantikan adalah hari weekend
tiba. Saat saya masih duduk dibangku SMA jika hari sabtu tiba rasanya senang
sekali pasti seisi kelas sibuk merencanakan hangout kemana?? Saya dan Fitri
teman sebangkuku berencana ingin menonton Reog Ponorogo di Simpang Lima
Semarang. Kami sebelumnya belum pernah menonton pertunjukkan kesenian yang
berasal dari Jawa Timur itu. Sangking antusiasnya kami acara yang dimulai jam 7
malam kami datang jam 4 sore supaya bisa melihat di depan sendiri, maklum dilu
masih labil,hehe.
Sebenarnya Fitri agak sedikit takut melihat Reog karna para
pemainnya dimake up begitu ngerinya dengan melihatkan kesan setan-setan, hewan
dan saat pertunjukkan pasti ada yang kesurupan. Begitu saya dan Fitri sampai
disimpang lima tak sesuai dugaan kami ternyata disana sudah banyak krumunan
orang yang ingin menyaksikan pertunjukkan Reog. Kami rela berdesak-desakan
dengan orang lain agar bisa melihat didepan. Panas, bau, terjepit orang lain
kami hiraukan. Saat acara mulai semua orang berteriak-teriak kagum dengan
pertunjukkan yang ditampilkan para pemain. Topeng raksasa berbentuk harimau
dengan banyak hiasan bulu merak berat kira-kira 100 kg lebih dapat dipakai satu
orang, apalagi dengan cara digigit menahan beratnya. Jumlah para pemain
kira-kira 20 orang ada 3 orang yang membawa topeng raksasa dan yang lain ada
yang memainkan tarian kuda lumping, setan-setanan, dan yang wanita sebagai
penari pendamping topeng Reog.
Pertunjukkan yang paling mendebarkan saat 7 oarang pemain
kusurupan yang sedang menarikan setan-setanan para penari berguling-guling
kesana kemari, mengupas serabut buah kelapa menggunakan gigi, dan memakan
sesajen bunga mawar beserta gelasnya. Tapi anehya saat salah satu pemain yang
kesurupan itu brlari-lari mendekati Fitri dia malah merangkul pemain itu dan
mengajak berfoto berdua, sedngkan saya dan penonton yang lainnya saja ketakutan
melihatnya Eh dia malah mengajak selfi bareng. Padahal dari awal dia bilang
paling takut kalau ada pertunjukkan yang pemainnya kesurupan. Haduuuh diaa
ituuu………
Waktu sudah menandakan pukul 11 malam acara Reogpun
berakhir, nah disini bergantian penonton yang menunjukkan atraksinya Simpang
Lima yang begitu luasnya dipenuhi orang-orang yang saling bedesakkan untuk
keluar dari area, apalagi dengan penuh debu berterbangan dan gelap membuat
orang-orang semakin saling dorong. Nah saya dan Fitri yang semula menonton
berada didepan sendiri inilah efeknya kami harus lebih lama lagi untuk ikut
berdesak-desakan, Saya dan Fitri bergandengan tangan untuk menerobos mencari
celah-celah agar bisa keluar dari krumunan itu. Dan karna penuhnya simpang kami
sempat melepaskan gandengan tangan, karna suasana gelap saya takut terpisah
dengan Fitri lalu saya cepat-cepat meraih tangan Fitri lagi tapi anehnya saya
yang berjalan di belakang Fitri mengikuti langkahnya yang seharusnya kita
berjalan pulang ke arah utara tapi kenapa kearah selatan. Saya pikir dia
mencari jalan yang lebih leluasa sayapun diam mengikutinya. Setelah keluar dari
kerumunan orang-orang dan berada ditempat agak terang saya sedikit aneh kenapa
tangan Fitri agak lebih besar ya?? Malunya saya ternyata tangan yang dari tadi
saya gandeng itu bukan tangan Fitri dan lebihnya itu tangan laki-laki,ampuunn
dehhh, mana masnya senyum-senyum waktu ngliat saya baru sadar. Untuk ngilangin
rasa malu cepet-cepet aja deh lari dari masnya.
Tidak lama Fitri menelpon dia menungguku di depan department
store yang berada didekat Simpang Lima kami bertemu disana. Saya mencritakan
kejadian tadi sialnya Fitri tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Dari pengalaman
itu saya lebih berhati-hati saat menonton suatu acara, dan agak segan juga
untuk menonton acara yang berdesak-desakan seperti itu lebih baik mengeluarkan
uang sedikit tapi kondisinya dapat teratur.
Setiap siswa sekolah yang dinantikan adalah hari weekend
tiba. Saat saya masih duduk dibangku SMA jika hari sabtu tiba rasanya senang
sekali pasti seisi kelas sibuk merencanakan hangout kemana?? Saya dan Fitri
teman sebangkuku berencana ingin menonton Reog Ponorogo di Simpang Lima
Semarang. Kami sebelumnya belum pernah menonton pertunjukkan kesenian yang
berasal dari Jawa Timur itu. Sangking antusiasnya kami acara yang dimulai jam 7
malam kami datang jam 4 sore supaya bisa melihat di depan sendiri, maklum dilu
masih labil,hehe.
Sebenarnya Fitri agak sedikit takut melihat Reog karna para
pemainnya dimake up begitu ngerinya dengan melihatkan kesan setan-setan, hewan
dan saat pertunjukkan pasti ada yang kesurupan. Begitu saya dan Fitri sampai
disimpang lima tak sesuai dugaan kami ternyata disana sudah banyak krumunan
orang yang ingin menyaksikan pertunjukkan Reog. Kami rela berdesak-desakan
dengan orang lain agar bisa melihat didepan. Panas, bau, terjepit orang lain
kami hiraukan. Saat acara mulai semua orang berteriak-teriak kagum dengan
pertunjukkan yang ditampilkan para pemain. Topeng raksasa berbentuk harimau
dengan banyak hiasan bulu merak berat kira-kira 100 kg lebih dapat dipakai satu
orang, apalagi dengan cara digigit menahan beratnya. Jumlah para pemain
kira-kira 20 orang ada 3 orang yang membawa topeng raksasa dan yang lain ada
yang memainkan tarian kuda lumping, setan-setanan, dan yang wanita sebagai
penari pendamping topeng Reog.
Pertunjukkan yang paling mendebarkan saat 7 oarang pemain
kusurupan yang sedang menarikan setan-setanan para penari berguling-guling
kesana kemari, mengupas serabut buah kelapa menggunakan gigi, dan memakan
sesajen bunga mawar beserta gelasnya. Tapi anehya saat salah satu pemain yang
kesurupan itu brlari-lari mendekati Fitri dia malah merangkul pemain itu dan
mengajak berfoto berdua, sedngkan saya dan penonton yang lainnya saja ketakutan
melihatnya Eh dia malah mengajak selfi bareng. Padahal dari awal dia bilang
paling takut kalau ada pertunjukkan yang pemainnya kesurupan. Haduuuh diaa
ituuu………
Waktu sudah menandakan pukul 11 malam acara Reogpun
berakhir, nah disini bergantian penonton yang menunjukkan atraksinya Simpang
Lima yang begitu luasnya dipenuhi orang-orang yang saling bedesakkan untuk
keluar dari area, apalagi dengan penuh debu berterbangan dan gelap membuat
orang-orang semakin saling dorong. Nah saya dan Fitri yang semula menonton
berada didepan sendiri inilah efeknya kami harus lebih lama lagi untuk ikut
berdesak-desakan, Saya dan Fitri bergandengan tangan untuk menerobos mencari
celah-celah agar bisa keluar dari krumunan itu. Dan karna penuhnya simpang kami
sempat melepaskan gandengan tangan, karna suasana gelap saya takut terpisah
dengan Fitri lalu saya cepat-cepat meraih tangan Fitri lagi tapi anehnya saya
yang berjalan di belakang Fitri mengikuti langkahnya yang seharusnya kita
berjalan pulang ke arah utara tapi kenapa kearah selatan. Saya pikir dia
mencari jalan yang lebih leluasa sayapun diam mengikutinya. Setelah keluar dari
kerumunan orang-orang dan berada ditempat agak terang saya sedikit aneh kenapa
tangan Fitri agak lebih besar ya?? Malunya saya ternyata tangan yang dari tadi
saya gandeng itu bukan tangan Fitri dan lebihnya itu tangan laki-laki,ampuunn
dehhh, mana masnya senyum-senyum waktu ngliat saya baru sadar. Untuk ngilangin
rasa malu cepet-cepet aja deh lari dari masnya.
Tidak lama Fitri menelpon dia menungguku di depan department
store yang berada didekat Simpang Lima kami bertemu disana. Saya mencritakan
kejadian tadi sialnya Fitri tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Dari pengalaman
itu saya lebih berhati-hati saat menonton suatu acara, dan agak segan juga
untuk menonton acara yang berdesak-desakan seperti itu lebih baik mengeluarkan
uang sedikit tapi kondisinya dapat teratur.
0 komentar:
Posting Komentar